Apakah Anda pernah menjumpai suatu situs dengan struktur URL nan berbeda? Misalnya blog.namawebsite.com alias namawebsite.net/blog. Jika pernah, artinya kedua website tersebut menggunakan subdomain dan subdirectory.
Umumnya, baik subdomain maupun subdirectory dipakai untuk mengelola konten nan terpisah dari situs utama, terutama konten nan betul-betul berbeda berasas temanya.
Karena tidak mau mencampuradukkan konten, pemilik website mempunyai dua opsi sebagai solusinya, ialah menggunakan subdomain alias subdirectory.
Lantas, selain struktur USL, sebenarnya apa perbedaan subdomain dan subdirectory? Mana nan lebih baik untuk SEO? Silakan baca tulisan berikut ini agar dapat menemukan jawabannya!
Pengertian Subdomain
Subdomain adalah bagian tambahan dari domain utama nan dibuat untuk maksud tertentu, dan subdomain bakal bertindak sebagai situs nan terpisah.
Cara mengidentifikasi subdomain adalah dari struktur URL, seperti nan sudah disebutkan pada awal artikel.
Nama subdomain terletak di depan nama domain dan dipisahkan oleh tanda titik, misalnya produk.jenama.id.
Karena berdiri sendiri sebagai website nan terpisah dari jenama.id, subdomain produk ini dapat diisi konten nan berbeda dengan domain utama.
Selain itu, Anda juga bisa membikin lebih dari satu subdomain untuk pemisahan konten nan lebih luas lagi.
Misalnya, Anda bisa membikin subdomain nan secara unik menampilkan jasa bantuan, ialah bantuan.jenama.id, kemudian situs unik untuk menampilkan artikel, alamatnya blog.jenama.id, alias untuk menyajikan konten dalam bahasa lainnya, seperti en.jenama.id, dan sebagainya.
Pengertian Subdirectory
Subdirectory alias subfolder, adalah sebuah berkas nan ada di dalam domain utama.
Jika subdomain bakal berdiri sendiri sebagai situs nan terpisah, maka tidak dengan subdirectory.
Pasalnya, subdirectory tetap menginduk kepada domain utama. Kendati demikian, Anda tetap dapat mengelola konten secara terpisah, apalagi dengan CMS nan berbeda.
Secara struktural URL, subdirectory menempati posisi di belakang nama domain, dan dipisahkan oleh tanda garis miring.
Situs nan sedang Anda buka sekarang ini, bikin.website, juga menggunakan subdirectory berjulukan blog. Dengan begitu, maka jelas bahwa struktur URL-nya adalah bikin.website/blog.
Sama halnya dengan subdomain, Anda bisa membikin lebih dari satu subdirectory dengan nama nan berbeda-beda, berasas kebutuhan.
Perbandingan Subdomain dan Subdirectory
Setelah membaca masing-masing definisinya, bisa disimpulkan bahwa subdomain adalah seperti sebuah website yang terpisah dari domain utama, sedangkan subdirectory adalah bagian dari struktur internal website.
Subdomain dan subdirectory adalah dua konsep krusial dalam struktur website nan acapkali membingungkan.
Meskipun keduanya digunakan untuk mengorganisasi konten dalam sebuah website, keduanya mempunyai karakter dan kegunaan nan berbeda.
Lantas, manakah nan lebih baik? Simak komparasi subdomain dan subdirectory berikut ini, yuk!
Aspek Perbandingan | Subdomain | Subdirectory |
SEO | Subdomain dianggap sebagai situs nan terpisah dari domain utama, sehingga memerlukan optimasi dari awal, dan authority milik domain utama tidak dapat memengaruhi ranking. | Sementara itu, mesin pencari mengidentifikasi subdirectory tetap termasuk bagian dari domain utama. Karenanya, subdirectory dapat mewarisi dan mewariskan authority dengan domain utama. |
Branding | Subdomain sering kali dilihat sebagai merek alias brand nan terpisah, meskipun tetap mengenai dengan merek utama lantaran tetap tercantum pada URL. Anda bisa memanfaatkannya untuk menciptakan identitas nan berbeda dan menargetkan audiens nan lebih beragam tanpa perlu merusak branding pada domain utama. | Sedangkan, subdirectory lebih dianggap sebagai bagian dari merek utama. Alhasil, ini bisa membantu memperkuat identitas merek utama dan memberikan kesan nan lebih menyatu. |
Jadi, Mana nan Lebih Baik?
Jawabannya adalah: tergantung dengan kebutuhan. Ada pengguna nan lebih butuh subdomain daripada subdirectory, dan sebaliknya.
Kedua opsi tersebut sangat wajar terjadi, mengingat kebutuhan setiap pemilik website itu berbeda-beda.
Maka dari itu, kita tidak dapat menilai mana nan lebih antara subdomain dan subdirectory tanpa mengetahui kebutuhan terlebih dahulu.
Lantas, gimana langkah mengetahui kebutuhan tersebut? Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Subdomain?
Berikut beberapa pertimbangan kenapa Anda memerlukan subdomain:
- Mengelola konten nan sangat berbeda dengan website utama: Jika Anda mempunyai website utama dan mau membuat website lain dengan isi konten sangat berbeda, seperti blog terpisah dari website bisnis, alias laman jasa support pelanggan, subdomain bisa jadi pilihan nan tepat. Justru ini bakal memberikan identitas nan lebih berdikari pada website tersebut.
- Tim nan berbeda: Memiliki tim nan berbeda untuk mengelola konten pada bagian tertentu dari website? Subdomain bisa memudahkan pengelolaan dan pembagian tugas.
- Server alias hosting nan berbeda: Terkadang, ada pengelola website nan sengaja menggunakan lebih dari satu server untuk berhati-hati jika terjadi perihal nan tidak diinginkan, misalnya terkena serangan siber alias force majeure. Dalam perihal ini, Anda juga bisa membikin subdomain dan menyimpannya di server nan berbeda.
- Target pasar nan berbeda: Ingin menargetkan pasar nan berbeda dan menyesuaikannya dengan konten nan berbeda? Pilihlah subdomain. Sebab, Anda mengoptimalkan SEO untuk audiens pada masing-masing wilayah, lo.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Subdirectory?
Sementara itu, menjatuhkan pilihan ke subdirectory juga tidaklah menjadi masalah andaikan Anda mempunyai beberapa pertimbangan seperti di bawah ini:
- Konten nan saling berangkaian dengan website utama: Apabila konten nan mau Anda tampilkan tetap berangkaian erat dengan website utama, subdirectory bisa menjadi pilihan terbaik. Dengan begini, authority website Anda terhadap suatu tema bakal tetap terjaga.
- Struktur website nan sederhana: Karena tetap di dalam satu ‘atap’ nan sama dengan domain utama, ini bakal membikin struktur URL situs Anda tetap sederhana dan mudah dinavigasi, nan membikin pengalaman pengguna (UX) semakin meningkat.
- SEO: Dari perspektif pandang SEO, subdirectory condong lebih disukai lantaran dapat membantu memusatkan authority pada domain utama.
Nah, itulah komparasi subdomain dan subdirectory, mulai dari arti hingga karakteristiknya.
Setelah membaca tulisan ini, mana nan lebih Anda pilih: subdomain alias subdirectory? Tulis jawaban Anda pada kolom komentar di bawah ini, ya!